Sunday, December 11, 2011

Berpisah Sejenak

Dan sebenarnya aku telah letih akan semua ini.
Letih aku merasa rindu sepihak.
Letih aku merasa bahagia sepihak.
Letih karena selalu mengira, bahwasanya apa yang sebenarnya ada dalam benakmu. Apa yang kamu pikirkan tentangku?

Bukannya aku tidak sabar menunggu, sungguh tiada laki-laki lain yang kuinginkan selain dirimu. Sungguh betapa ingin bibir ini mengucap aku mencintaimu. Namun selalu kutahan, hanya karena aku tidak ingin membebanimu.

Aku tahu, begitu banyak hal lain yang lebih penting dari hubungan ini. Aku pun berpikir sama. Karena itu ketika kamu berkata tunggulah, maka aku menunggu. Bahkan ketika kamu tidak berkata apapun, hati ini terus menunggu. Bukan aku yang mau, namun apa daya hati ini menolak yang lain.
Dan tanpa terasa, di masa depanku hanya ada kamu. Dan aku pun berlari ke arahmu, semula kencang namun kini tertatih, berusaha menggapai sosokmu yang entah mengapa, kian menjauh.

Adakah aku pernah terbersit dalam benakmu?

Sungguh, berapa kalipun aku mencoba berpaling, aku tak bisa.
Bukan aku letih menunggu, hanya aku takut, aku takut menganggumu.
Aku tahu tak ada tempat bagiku di benakmu kini. Aku mengerti, karena itu aku tak pernah meminta.
Bukankah aku selalu tersenyum saat bertemu denganmu? Dan menekan segala egoku.
Terima kasih atas secercah bahagia yang kurasa setiap kali ku bersamamu,. Terima kasih atas segala pengetahuan yang kau berikan padaku. Terima kasih karena menjadi penyemangatku.
Aku akan terus menunggumu, namun tak akan aku tunjukkan hingga saatnya nanti.

Biar Allah yang tahu, bahwa dalam setiap sujudku kudoakan dirimu. Lelakiku tersayang.
Hanya satu harapanku, semoga kau tak akan pernah kehilangan cahayamu. Biarlah kau tetap menjadi burung pemangsa yang terbang tinggi di angkasa. Tak apa, aku memang hanya ikan di lautan sejak semula. Aku hanya bisa menatap dari dalam laut, mengamati jarak yang luas di antara kita. Menunggu saat kau akan terbang mendekat, meski tahu diriku terancam.
Terima kasih atas segala kenangan, dan aku berharap suatu saat nanti aku akan dapat mengucap “aku mencintaimu” secara langsung kepadamu.

Hingga aku dapat menjadi “Wanita Terbaik” bagimu, sampai jumpa “Ridho Orangtua”. =)